18.4.14

Book Review: Le Corbusier - The Modulor (1951)

Le Modulor, atau The Modulor, adalah salah satu karya Le Corbusier yang paling mendunia. Dalam buku tersebut, Le Corbusier (1951) yang bernama asli Charles-Edouard Jeanneret ini mempertanyakan sistem metrik dan aplikasinya dalam desain. Sistem metrik yang ditetapkan di Perancis semenjak pasca Revolusi Perancis (sebagai bentuk pembaharuan dari penggunaan sistem foot-and-inch) dan kini menjadi Satuan International (SI) dalam pengukuran ini, menurutnya membawa kebingungan terhadap seni, arsitektur, dan ilmu mekanik (teknik mesin). Seperti halnya musik yang ‘terbatasi’ setelah pertama kali ditemukannya sistem penulisan not balok; arsitektur dan teknik mesin juga terbatasi untuk mencapai keharmonisan pasca penemuan sistem metrik. Sebab sistem metrik memiliki basis yang tidak jelas. "Siapakah yang menentukan bahwa satu meter itu sepanjang satu meter seperti saat ini?"

Le Corbusier menarik logika pernyataan dan pertanyaan tersebut kepada sejarah peradaban kuno; baik Yunani, Mesir, India, maupun Kasdim. Semua peradaban kuno tersebut menggunakan unit pengukuran yang didasarkan pada proporsi tubuh manusia. Misalnya kaki, depa, hasta, langkah, dan sebagainya. Hasil dari penggunaan tubuh manusia sebagai ‘alat’ pengukur ini adalah komposisi yang memiliki irama, yang keindahannya dapat ditangkap oleh mata manusia. 

Saat ini sistem foot and inch adalah sistem yang masih kuat hubungannya terhadap proporsi manusia. Namun kekurangannya, tidak seperti sistem metrik yang dapat dipecah menjadi desimeter, centimeter, dan millimeter; hirarki sistem foot-and-inch lebih sulit untuk diatur. Itulah sebabnya kemudian sistem metrik dikembangkan dan ditetapkan sebagai standar internasional. Biarpun demikian penemuan sistem metrik pun tetap membawa kepada kebingungan baru.

Le Corbusier membuktikan ketidak-efisienan sistem metrik dalam desain (yang ia sebut dengan ‘dislocation’ karena menerapkan sistem yang tidak berdasar dari manusia untuk membuat objek yang berfungsi menampung manusia), dengan melakukan pemetaan pengukuran terhadap tubuh manusia. Dapat jelas terlihat bahwa ukuran tubuh manusia muncul pada angka-angka yang tidak bulat dalam sistem metrik. Namun menariknya, Le Corbusier juga menemukan bahwa proporsi tubuh manusia merupakan golden ratio dan pembagian tubuh manusia dapat diurutkan dalam deret Fibonacci.

Ukuran tubuh manusia dalam The Modulor, digambar kembali dalam bahasa lain.
http://files.myopera.com/Pexu/albums/2625471/2.Le%20Modulor.jpg

Proporsi ini kemudian dikembangkan dan diaplikasikan menjadi “ the Modulor”, sebuah sistem pengulangan panel-panel harmonis (yang juga terinspirasi dari tatami Jepang) berdasarkan rasio tubuh manusia dengan variasi tidak terbatas.

Panel Game dalam buku The Modulor
http://s3.amazonaws.com/data.tumblr.com/tumblr_kz4k7opRTY1qav3uso1_1280.jpg
Poin penting dari Modulor adalah ia mengkonversi sistem metrik kepada foot-and-inch secara otomatis. Dapat diperhatikan dalam tabel berikut:

Tabel 1. Konversi metrik ke foot-and-inch dalam The Modulor. (Le Corbusier: 1951, p.57)
Exact Value in metres
Practical Value
Exact Value in Inches
Practical Value
101.9 mm
102 mm
4.012’’
4’’
126.02
126
4.960
5
164.9
165
6.492
6.5
203.8
204
8.024
8
266.8
267
10.504
10.5
329.8
330
12.980
13
431.7
432
16.997
17
533.9
534
21.008
21
698.5
699
27.502
27.5
863.4
863
33.994
34
Dan seterusnya

Dan seterusnya



Dapat disimpulkan bahwa Le Corbusier telah mencoba untuk menjawab pertanyaan mengenai ketidak proporsional-an sistem metrik dengan memperkenalkan konsep The Modulor. Sistem Modulor ini menjadi sebuah tool yang menjembatani sistem metrik dan sistem foot-and-inch, sehingga kembali dapat ditarik hubungan antara sistem metrik dan proporsi tubuh manusia. Dengan The Modulor, keindahan kembali tersusun oleh irama dan proporsi harmonis seperti halnya pada peradaban-peradaban kuno.

BNE,
18 April 2014

No comments:

Post a Comment