10.10.13

TEras #3: Permukaan (Surface)

Permukaan dari sebuah ruang dan bentuk (surface) adalah bagian yang menarik dalam perancangan arsitektur. Tekstur, warna, tampilan visual, dan efek pencahayaan dari suatu permukaan dapat menciptakan kesan tertentu dalam sebuah ruang.

Batuan, misalnya, akan dapat memberikan kesan dekat dengan alam, rustic, ataupun kesan berat. Kayu, bisa jadi memberikan kesan hangat dan ringan. Kayu yang gelap dan berlumut dapat memberikan kesan indah yang hanya dapat dibentuk oleh waktu. Sementara itu metal dapat memberikan kesan modern, industrious, ataupun kesan dingin. Kesan dari sebuah permukaan sangat erat kaitannya dengan pemilihan material.

Kesadaran akan pentingnya sebuah permukaan dalam rancangan arsitektur akan melahirkan rancangan yang lebih kaya. Apabila dikaitkan dengan konteks, konsep, dan sentuhan personal, rancangan permukaan akan membantu membentuk keseluruhan rancangan arsitektur yang otentik, bahkan unik.

Sebagai contoh, National Museum of Australia, Canberra (2011) dirancang dengan fasade bertekstur huruf-huruf braille. Unik, namun tidak hanya unik sebab ia juga mengandung pesan.

Bangunan-Bangunan di era Modern, yang dirancang ketika dinding bersih mulus dan material pre-fab menjadi populer serta bangunan bergaya minimalis sangat laku dipasaran, apabila dijadikan satu-satunya preseden oleh mahasiswa arsitektur bisa jadi justru 'menumpulkan' kesadaran akan  permukaan. Penggunaan material yang beragam menjadi sangat jarang. Dan umumnya material yang digunakan dalam beberapa proyek hanya yang itu-itu saja.

Sebaliknya bangunan-bangunan pra Modern, atau bangunan kuno, terlihat sangat 'dalam' pengolahan permukaannya. Langit-langit, lantai, dinding, dan permukaan eksterior dirancang satu per satu dan berbeda satu sama lain. Bahkan sebuah dinding bisa jadi dirancang dengan sangat rumit.

Tentu saja, dalam realita profesional, ada benda bernama 'anggaran' yang membatasi keragaman, keunikan, dan kerumitan rancangan sebuah permukaan. Namun, di era post-modern ini, arsitek perlu menyadari kembali pentingnya sebuah permukaan agar menghasilkan rancangan yang kaya dan otentik. Anggaran terbatas tidak menghalangi terwujudnya rancangan yang baik.

Alangkah lebih baik bila, mahasiswa belajar melatih diri dengan memberikan 'tugas tambahan' merancang permukaan pada diri sendiri. Di sekolah-sekolah Arsitektur di negara-negara Eropa, di mana pendidikan arsitekturnya masih bertumpu pada arsitektur eropa modern sebelum revolusi industri, mahasiswa diberi tugas khusus merancang permukaan baik dalam tema Renaissance, Gothic, Rococco, maupun dalam tema Modern. Demikian pula dengan merancang pintu, merancang jendela, merancang kolom, dan sebagainya. Bagi kita yang tidak sempat mendapat tugas semacam itu, ada baiknya menambah tugas tersebut untuk memperkaya diri sendiri.

Di sana lah, dalam perancangan permukaan, terbuka kesempatan memberikan sentuhan personal sebanyak-banyaknya.

No comments:

Post a Comment